AL-QURAN

Sumber gambar: http://www.imagespk.com/thumbnails/large_holy_quran_hakeem_92827.jpeg

Al-Quran
Oleh: Dr. Khalid al Walid

A.      Tujuan Review
Review ini bertujuan untuk mengenal garis besar pembahasan Al-Quran dimulai dari proses penurunan Al-Quran, sifat dari Al-Quran itu sendiri, dan Al-Quran sebagai kitab petunjuk.

B.      Deskripsi
Proses Turunnya Al-Quran
Proses penurunan Al-Quran terjadi dalam dua bentuk, yaitu:
1.       Al-Daf’iy
Dalam proses ini, Al-Quran diturunkan langsung secara keseluruhan kepada Nabi Muhammad Saw., melalui alam gaib ke alam nyata, yakni ke hati Rasulullah Saw.,

2.       Al-Tadrijiy (Murni)

Sifat Al-Quran
1.       Al-Qodim (Al-Quran sudah ada dari sebelumnya)
2.       Al-Hadits (Al-Quran merupakan sesuatu yang baru)

Al-Quran sebagai Al-Huda (Petunjuk)
Allah Swt., telah memberikan jaminan bahwa Allahlah yang langsung menjaga Al-Quran. Dan jaminan ini diberikan oleh Allah Swt., hanya kepada Al-Quran saja, tidak untuk kitab-kitab sebelum Al-Quran, seperti Injil, Taurat, Zabur, dan yang lainnya. Di antara alasan yang menguatkan pernyataan ini yaitu, bahwa Al-Quran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt., kepada Nabi terakhir, sehingga jika tidak diberikan jaminan, ada kemungkinan terjadinya ta’rif (pemalsuan) terhadap Al-Quran.
Moris Buchell menyebutkan bahwa Al-Quran adalah petunjuk yang mencakup berbagai elemen dan kejadian, misalnya seperti sains atau biologi, dan semuanya yang ada dalam Al-Quran.
Ayatullah Jawad Amuli menyebutkan bahwa petunjuk yang ada dalam Al-Quran lebih dari segala sesuatu yang melebihi pikiran manusia, Al-Quran menjadi hal yang menunjuki manusia untuk mencapai kesempurnaan dirinya.

Bentuk-bentuk Hidayah dalam Al-Quran
1.       Al-Tasyri’iy
Al-Quran sebagai petunjuk yang mengantarkan manusia kepada tindakan perbuatan baik.
2.       Al-Takwiniy
Al-Quran memberikan petunjuk dalam konteks semesta untuk mengantakan manusia menuju kesempurnaannya.
Dalam Al-Quran, ayat-ayat yang berbicara masalah Al-Takwiniy lebih banyak dibandingkan dengan ayat-ayat yang berbicara masalah Al-Tasyri’iy.
Tidak hanya itu, Al-Quran juga berbicara dalam konteks akal dan ruhani manusia.

C.      Analisis
Dalam penyampaian materi pembukaan seminar nasional “Al-Quran dan Berbagai Dimensi Kehidupan Manusia”, pemateri menyampaikan gambaran hal-hal yang berhubungan dengan Al-Quran, yang jika ditinjau penyampaian tersebut lebih bersifat kepada Ulum Al-Quran. Pembahasan mengenai nuzul Al-Quran ataupun Sifat Al-Quran, merupakan bagian dari pembahasan Ulum Al-Quran.
Seperti pembahasan mengenai sifat Al-Quran, sebagaimana yang disampaikan oleh pemateri dan juga penulis mengutip dari tulisan M. Quraish Shihab[1], mayoritas meyakini bahwa firman Allah ini bersifat Qadim (Tidak didahului oleh sesuatu) sedang sebab bersifat hadits (baru).
Dalam pembahasan mengenai Al-Quran sebagai kitab petunjuk untuk manusia, pemateri mengungkapkan pandangan dua orang tokoh, yakni Moris Buchell dan Ayatullah Jawad Amuli.

Reviewer: Zaidi Habibilah Rahmadani


[1] M. Quraish Shihab. Kaidah Tafsir. (Tangerang: Lentera Hati, 2013)., hal. 236

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ELIF SAFAK: “EMPAT PULUH KAIDAH CINTA” SANG DARWIS PENGELANA

DINASTI SAFAWIYAH (1501 M - 1736 M)

AL FUTUHAT AL MAKKIYAH