JIWA MANUSIA DALAM AL-QURAN
JIWA MANUSIA DALAM AL-QURAN[1]
Oleh: Prof. Dr. Abdul Mujib, MA
(Guru Besar dan Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah)
A. Tujuan Review
Review ini bertujuan untuk lebih mengenal perihal jiwa dalam Al-Quran. Dalam hal ini jiwa diartikan sebagai nafs, serta perbedaannya dengan jasad dan ruh.
B. Deskripsi
Pada dasarnya manusia terbagi kepada dua hal, yakni ruh dan jasad. Ruh merupakan sesuatu yang bersifat immateri sedangkan jasad bersifat materi. Jasad ada ketika sperma dan ovum bertemu sedangkan ruh sudah ada sejak dahulu, yang nantinya akan melekat kepada jasad. Penggabungan antara jasad dan ruh membentuk al-nafs.
Jasad bisa hidup ketika masih memiliki al-hayah (daya kehidupan). Jasad sendiri memiliki empat unsur, yakni unsur tanah, air, udara, dan api. Yang mana keempat unsur ini juga memiliki pengaruh pada tingkatan emosi manusia.
Perbedaan Jasad, ruh, dan nafs, di antaranya:
1. Jasad bersifat materi, yang tercipta melalui perantara, yang penciptaannya memiliki proses, serta memiliki bentuk, kadar dan dapat disifati. Ruh bersifat immateri, yang tercipta secara langsung dari Allah tanpa melalui proses gradasi, serta tidak memiliki bentuk dan rupa. Sedangkan nafs merupakan gabungan antara jasad dan ruh.
2. Jasad memiliki natur yang buruk dan kasar, serta eksistensinya bergantung pada makanan yang bergizi. Ruh memiliki natur yang suci, era eksistensinya bergantung pada ibadah. Sedangkan nafs keduanya.
3. Jasad eksistensinya menjadi wadah ruh, terikat oleh ruang dan waktu, hanya bisa menangkap suatu bentuk yang konkret dan tidak mampu menangkap yang abstrak. Ruh eksistensinya memotivasi hidup dan tidak terikat oleh ruang dan waktu. Sedangkan nafs keduanya.
Nafs terbagi menjadi tiga, yakni akal, hati, dan hawa.
Hawa dibagi menjadi dua, yakni syahwat dan ghadab. Syahwat menarik dan menyenangkan dan bersifat seperti binatang jinak, dan tidak bersifat rakus. Sedangkan ghadab menolak kebaikan, sifatnya seperti binatang buas, dan jika ghadab dikendalikan hati maka akan muncul sifat qudrah atau saja’ah.
Berdasarkan syahwat dan ghadab, manusia bisa digolongkan pada empat macam, di antaranya:
1. Sadis (Al-Sadiy), yakni orang yang suka menyakiti orang lain secara berlebihan;
2. Masochis (Al-Musta limiy), yakni orang yang suka menyakiti diri sendiri secara berlebihan;
3. Altnis (Al-Iyshariy), yakni orang yang suka mencintai orang lain secara berlebihan;
4. Narsis (Ananiy), yakni orang yang suka mencintai diri sendiri secara berlebihan.
C. Analisis
Dalam pembahasan jiwa manusia dalam Al-Quran, pemateri lebih mengartikan jiwa manusia dengan istilah nafs. Jiwa ini dijelaskan sebagai perpaduan antara ruh dan jasad manusia. Dan keduanya ini mempengaruhi kondisi dari jiwa tersebut.
[1] Disampaikan dalam Seri Seminar Nasional “Al-Quran dan Berbagai Dimensi Kehidupan Manusia” di Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra, (Jumat, 21 November 2014)
Komentar
Posting Komentar