Tourlerance of Worship Place: Mengenalkan Mereka yang Berbeda
“Tolerance is an act of humanity
which we must nurture and enact each in own lives every days to rejoice in the diversity
that makes us strong and the values that bring us together”
Aundrey Azoulay, Direktur Jenderal
UNESCO periode 2017-2021
![]() |
| Dok. PEMBERANI | Kiri atas: Foto bersama peserta sebelum pemberangkatan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat; Kanan atas: Foto bersama peserta di Klenteng Kong Miao; Kiri tengah: foto bersama peserta di Pura Aditya Jaya; Kanan tengah: Foto bersama peserta di Vihara Ekayana Arama; Kiri bawah: Foto bersama peserta di Masjid Al Hidayah; Kanan bawah: foto bersama peserta di Masjid Istiqlal. |
Dalam rangka
memperingati Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November,
dengan latar belakang pada keyakinan atas tingginya tingkat intoleransi di Indonesia,
yang dikarenakan hal-hal seperti adanya sikap eksklusivitas dan rendahnya
tingkat pengetahuan dan pergaulan antar umat beragama untuk berinteraksi, yang
juga dikuatkan dengan penelitian beberapa lembaga, seperti Lembaga Kajian Islam
dan Perdamaian (LaKIP) sebagaimana yang diungkapkan oleh Alamsyah M. Dja’far di
wahidinstitute.org, dengan dukungan dari FMKI-KAJ (Forum Masyarakat Katolik Indonesia-Keuskupan Agung Jakarta); MR (Komunitas Melawan Radikalisme); meru; dan MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, komunitas PEMBERANI (Pemuda Pemudi Berkarya Bagi Negeri)
mengadakan kegiatan Tourlerance of Worship Place pada Minggu, 19
November 2017.
Dengan slogan We
Are Agent of Tolerance (Kami adalah agen Toleransi), PEMBERANI mengajak 45
pemuda pemudi yang berdomisili di wilayah Jakarta dan sekitarnya untuk
melakukan tour (kunjungan) ke beberapa Worship Place (rumah ibadah)
dari berbagai agama yang ada di Jakarta. Mendapat ajakan ini, rasa penasaran yang
disertai antusias dan kegembiraan terlihat pada wajah 45 orang peserta Tourlerance.
Bagaimana tidak, dari 45 orang peserta yang mengikuti Tourlerance, mayoritas
peserta adalah mereka yang belum pernah mengunjungi rumah ibadah selain rumah
ibadah tempat biasa mereka beribadah sesuai agama mereka, dan memang,
sebagaimana yang dikonfirmasi dari panitia seleksi peserta Tourlerance dari
PEMBERANI, PEMBERANI memprioritaskan untuk memilih peserta yang belum pernah
melakukan kegiatan lintas iman.
Dwidyawati Esther
Mopeng, salah seorang peserta Torlerance menyampaikan, “Saya senang banget
ikut kegiatan ini, karena ini adalah kegiatan positif, dan sebenarnya saya tidak
pernah menyangka, ini adalah kali pertama saya tur di 6 tempat ibadah di
Jakarta”. Diwidyawati juga mengungkapkan, “Untuk komunitas pemberani,
saya suka banget dengan acara yang seperti ini, acara yang positif, menarik,
harapan saya semoga acara ini terus dilaksanakan, dan lebih banyak lagi
teman-teman yang ikut kegiatan seperti ini”.
Dikarenakan besarnya
antusis peserta ini jugalah, jadwal kunjungan rumah ibadah yang pada awalnya ditargetkan
kunjungan 6 rumah ibadah, hanya bisa terlaksana ke 5 rumah ibadah yaitu Klenteng
Kong Miao (rumah ibadah Khonghucu) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII); Pura
Aditya Jaya (rumah ibadah Hindu) di Rawamangun; Vihara Ekayana Arama
(rumah ibadah Buddha) di Tanjung Duren; Masjid Al Hidayah (rumah ibadah
Islam Ahmadiyyah) di Petojo; dan Masjid Istiqlal (rumah Ibadah Islam). Adapun
kunjungan ke Gereja Katedral (rumah ibadah Katolik) tidak sempat
terlaksana karena keterbatasan waktu.
Antusias Tourlerance
ini tidak hanya ditunjukkan oleh peserta, pihak-pihak penerima dari berbagai
rumah ibadah pun bersemangat menyambut peserta yang datang ke tempat mereka. Tidak
hanya peserta diajak untuk melihat-lihat rumah ibadah, peserta pun diberikan
berbagai pengetahuan terkait rumah ibadah, seperti sejarah dan maksud pendirian
rumah ibadah; juga peserta diberikan pengetahuan tentang agama terkait,
sehingga peserta yang awalnya hanya memiliki sedikit atau pun tidak memiliki pengetahuan
tentang suatu agama dan rumah ibadahnya bisa tercerahkan dengan pemaparan dari
pihak penerima di rumah ibadah. Dan karena pemaparan dari pihak penerima di
rumah ibadah ini juga lah, akhirnya peserta bisa mengklarifikasi informasi yang
didapatkan di luar dari penyampaian pihak pemuka agama terkait. Tidak hanya
sampai di situ saja, peserta juga disuguhkan berbagai snack dan makanan selama
mereka melakukan kunjungan ke rumah ibadah.
Selain dari sisi
peserta dan pihak penerima di tempat rumah ibadah, hal menarik lainnya dari
kegiatan Tourlerance ini adalah komunitas PEMBERANI selaku panitia
penyelenggara kegiatan. Dengan rentang waktu tidak sampai 3 pekan sebelum
pelaksanaan acara, PEMBERANI yang hanya beranggotakan 7 orang, memberanikan diri
untuk mengadakan Tourlerance. Dalam rentang waktu 3 pekan dan anggota 7 orang
itulah, PEMBERANI melakukan semua persiapan untuk kegiatan Tourlerance, mulai dari
pengkonsepan kegiatan, pencarian dana, sampai pelaksanaan dan pelaporan kegiatan.
Tak kalah menariknya, dari 7 orang orang anggota PEMBERANI yang menggagas
Tourlerance, ada di antara mereka yang baru bersua untuk pertama kalinya ketika
pelaksanaan kegiatan.
Semoga PEMBERANI
bisa terus berkarya bagi negeri ini. []

Komentar
Posting Komentar